Berdasarkan data model analisis Sea Surface Temperature (SST) pada tanggal 17 November 2020 menunjukkan bahwa SST berada pada nilai yang cukup hangat antara 29 – 31 °C, dan anomali suhu muka laut ( 1.0 – 2.0 °C di area perairan sekitar Pulau Lombok dan Sumbawa. Kondisi ini menunjukan aktifitas penguapan masih cukup tinggi sehingga banyak suplai uap air ke atmosfer untuk mendukung terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar wilayah Pulau Lombok. Dari analisa pola tekanan tanggal 17 November 2020 jam 00.00 UTC (08.00 WITA terlihat adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia. Secara umum tekanan udara di wilayah NTB adalah 1007-1013 hPa. Kemudian adanya pertemuan angin atau konvergensi di wilayah NTB sehingga terjadi penumpukan massa udara yang berpotensi pertumbuhan awan hujan cukup kuat. Kelembaban udara di atas atmosfer di Pulau Lombok pada lapisan 850 mb berkisar antara 70-90%, 700 mb berkisar 60-85% dan pada lapisan 500 mb berkisar 10 - 40 %. Pada lapisan 850mb dan 700mb kelembaban udara cukup tinggi, sehingga mengakibatkan adanya massa udara basah yang terkonsentrasi maka kondisi ini mendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Berdasarkan data model analisis indeks LI pada tanggal 17 November 2020 jam 14.00 WITA didapatkan nilai LI (-1) - (-4) dimana menunjukkan kondisi labil. Kemudian untuk kondisi labilitas atmosfer pada pkl. 14.00 WITA dari data model Forecast didapatkan nilai KI berkisar antara 30 - 37 (peluang badai guntur (80%) – (>90%)), dan nilai SI berkisar antara (-4) – (1) (kondisi udara labil). Secara umum indeks labilitas di wilayah NTB menunjukan adanya kondisi udara labil yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah tersebut. Pada citra satelit Himawari produk IR Enhanced terlihat suhu puncak awan mencapai -50 s.d -92 °C yang menunjukkan adanya awan Cumulonimbus (Cb) pada pukul 13.30 – 17.00 WITA Kondisi atmosfer yang sangat basah terpantau pada pkl. 13.30 WITA - 18.00 WITA sehingga mendukung terbentuknya awan hujan di wilayah tersebut. Dari analisis data reflektivitas produk Cmax tanggal 17 November 2020 menunjukkan adanya cakupan awan Cb di wilayah P. Lombok dan Sumbawa. Hal ini terpantau dari citra CMAX dengan nilai dBZ berkisar 30 dBz s/d 65 dBz. Pertumbuhan yang signifikan dari awan konvektif di wilayah Pulau Lombok terpantau mulai terjadi pada pkl. 11.20 WITA. Awan konvektif dengan kondisi yang paling signifikan terpantau pada rentang waktu pkl. 13.30 WITA – 17.00 WITA.
Klik disini jika halaman pdf dibawah ini di tampil