Berdasarkan data pada diagram pergerakan MJO, (update pada tanggal 08 Oktober 2020) MJO berada pada kuadran V (maritime continent) sehingga memberikan pengaruh terhadap terbentuknya awan konvektif di Indonesia. Berdasarkan data model analisis Sea Surface Temperature (SST) pada tanggal 10 Oktober 2020 menunjukkan bahwa SST berada pada nilai yang cukup hangat antara 28 – 30 °C, dan anomali suhu muka laut 1.0 – 2.0 °C di area perairan sekitar Pulau Lombok. Kondisi ini menunjukan aktifitas penguapan masih cukup tinggi sehingga banyak suplai uap air ke atmosfer untuk mendukung terbentuknya awan-awan konvektif di sekitar wilayah Pulau Lombok. Data analisis medan tekanan tanggal 10 Oktober jam 08.00 WITA menunjukkan terdapat pusat tekanan rendah di sebelah selatan NTT. Sementara itu, tekanan udara di wilayah Lombok berkisar antara 1006 s.d 1013 hPa. Secara umum, berdasarkan data model analisis RH perlapisan untuk tanggal 10 Oktober 2020 jam 00 UTC, kelembaban relatif di Pulau Lombok pada lapisan 850 mb berkisar antara 80 – 90 % sementara lapisan 700 mb berkisar antara 90 - 95 %., sedangkan lapisan 500 mb berkisar antara 80 - 90%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi udara cukup basah Pada lapisan rendah hingga tinggi, kelembaban udara sangat tinggi mengakibatkan adanya massa udara basah terkonsentrasi maka kondisi ini mendukung kuat pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Berdasarkan data model analisis indeks LI pada tanggal 10 Oktober 2020 jam 08.00 WITA didapatkan nilai LI (-1) - (-2) dimana menunjukkan kondisi labil, nilai KI berkisar antara 36 - >38 (peluang badai guntur (80%) – (>90%) ) , nilai SI berkisar antara (-1) – (2) (kondisi udara labil) secara umum menunjukan adanya kondisi udara labil yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah tersebut. Berdasarkan citra IR enhanced Himawari-8, awan konvektif signifikan di P. Lombok terpantau pada jam 13.50 WITA dengan suhu puncak awan berkisar antara (-48) – (-62) °C . Awan-awan yang demikian kemungkinan besar merupakan awan konvektif dengan puncak yang sangat tinggi seperti awan Cumulonimbus. Dari analisis data reflektivitas produk Cmax tanggal 10 Oktober 2020 menunjukkan adanya cakupan awan Cb di wilayah P. Lombok bagian Barat (khususnya Gerung) dan sekitarnya. Hal ini terpantau dari citra CMAX dengan nilai dBZ berkisar 55 dBz s/d 65 dBz. Pertumbuhan yang signifikan dari awan konvektif di wilayah P. Lombok bag. Barat (khususnya Gerung) terpantau mulai terjadi pada pkl. 12.40 WITA. Awan konvektif dengan kondisi yang paling signifikan terpantau pada rentang waktu pkl. 12.50 WITA – 14.20 WITA. Selanjutnya, sistem awan konvektif mulai meluruh pada pkl. 15.50 WITA.
Klik disini jika halaman pdf dibawah ini di tampil