• Berdasarkan analisis cuaca skala regional, anomali dan suhu muka laut di sekitar wilayah NTB khususnya Pulau Lombok berada pada kondisi hangat, kondisi tersebut mengindikasikan pasokan uap air di sekitar wilayah NTB khususnya P.Lombok signifikan untuk mendukung potensi terjadinya penguapan dan memasok uap air di wilayah tersebut. Selanjutnya, analisis Angin Gradien (925 hPa) menunjukkan adanya pola konfluensi angin di wilayah NTB khususnya Pulau Lombok yang dapat mendukung pembentukan awan di wilayah tersebut. • Nilai kelembapan udara pada ketinggian lapisan 925 hingga 500 hPa di wilayah NTB khususnya Lombok berkisar antara 50 – 90 %. Secara Umum, data kelembapan udara menunjukkan kondisi yang basah mulai dari lapisan 925 – 500 hPa (kondisi RH 50-70 % ditemukan pada lapisan 500 hPa), mengindikasikan masih adanya potensi pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah tersebut. • Berdasarkan data model analisis indeks labilitas pada tanggal 30 Januari 2020 jam 08.00 WITA, nilai LI, KI, dan SI di P. Lombok. menunjukan adanya kondisi udara labil yang mendukung pertumbuhan awan konvektif dan thunderstorm di wilayah tersebut. • Pantauan radar cuaca menunjukkan jika awan konvektif mulai terbentuk sekitar pukul 10.00 WITA. Pertumbuhan signifikan awan konvektif di wilayah P. Lombok bag. utara dan selatan terpantau pada pukul 11.30 WITA, kemudian pertumbuhan awan konvektif terjadi secara merata P.Lombok pada pukul 12.20 WITA. Pumpunan awan konvektif tampak semakin signifikan pada rentang waktu pk. 12.50 WITA – 14.00 WITA. Sistem awan kovektif secara umum mulai meluruh pada pk. 14.20 WITA. • Citra satelit menunjukkan adanya liputan awan konvektif Cb di atas wilayah NTB khususnya Pulau Lombok meliputi Mataram, Lombok Utara, Lombok Barat, sebagian Lombok Tengah dan Lombok Timur. Awan konvektif teramati berada pada kondisi yang paling signifikan dalam rentang waktu pukul 12.00 – 14.00 WITA dengan nilai suhu puncak awan berkisar antara -41 s.d -100 °C. Suhu puncak awan yang sangat dingin menunjukkan bahwa puncak awan konvektif cb menjulang > 5 kilometer.
Klik disini jika halaman pdf dibawah ini di tampil